Semua umat Muslim pasti mengenal Imam Asy Syafii. Beliau pendiri mazhab Syafii dan sangat terkenal pada zamannya sebagai seorang pemuda yang fasih bacaan Alquran-nya, indah lisannya, dan kuat akalnya. Walaupun dibesarkan dalam keadaan yatim, Asy Syafii mampu menghapalkan Alquran dan saat itu umurnya belum genap 7 tahun. Bahkan menghapalkan keseluruhan kitab Al Muwaththa Imam Malik ketika berusia 12 tahun. Hapalan beliau tentang nasab dan sejarah Arab pun menyamai Ibnu Hisyam. Beliau seorang sejarawan Muslim yang kemampuannya di atas rata-rata. Belum lagi ribuan hapalan syair-syair Arab yang beliau kuasai. Maa Sya Allah…
Namun pernahkah kamu bertanya, mengapa ada orang yang ultra jenius seperti Imam Syafii yang menghapal Alquran ketika umurnya 7 tahun, sementara ada yang sampai meninggal juga tidak bisa menghapal surah Alfatihah?
Dikutip dari Buku Felix Shiauw yang berjudul How To Master Your Habbits Mungkin pernah terbersit dalam diri kita, mengapa ada orang yang punya begitu banyak keahlian sementara kita hampir-hampir tidak memiliki apapun.
Akhirnya, kebanyakan manusia merasa bahwa skill atau keahlian seseorang adalah bagian dari bakat yang telah digariskan dari Allah, takdir Allah. Lebih parah lagi, kebaikan dan keburukan juga dianggap sebagai bagian dari bakat dan keturunan. Diwariskan oleh gen dan darah katanya.Padahal kenyataannya bertolak belakang dengan anggapan manusia. Keahlian bukan sesuatu yang diwariskan sebagaimana klaim si Darwin. Namun, keahlian adalah hasil pilihan, latihan dan pengulangan pilihan-pilihan yang telah dibuat.
Habits adalah segala sesuatu yang kita lakukan secara otomatis, bahkan kita melakukannya tanpa berpikir. Habits adalah suatu aktivitas yang dilakukan terus-menerus sehingga menjadi bagian dari seorang manusia. Dia adalah kebiasaan kita.
Membahas mengenai ketidakadilan dunia menuru orang yang selalu menyerah. Apabila orang cerdas bertambah cerdma, orang kaya bertambah kaya, dan yang terkenal menjadi semakin terkenal, lalu bagaimana dengan orang yang tidak cerdas, miskin dan tidak terkenal?
Kembali lagi ke pembahasan habits. Harus ada upaya yang besar untuk memutus rantai „kesialan‟ ini dan menggantikannya dengan rantai „keberuntungan‟.
Selalu saja ada jalan pintas, hanya saja kita harus membayar lebih „mahal‟ daripada orang yang menempuh jalan biasa. Memasuki jalan tol perlu biaya lebih „mahal‟, namun kita mendapatkan kecepatan lebih dari yang berada di jalan arteri.
Karena setiap hidup ini harus ada pengorbanan untuk mencapai kesuksesan yang diinginkan yakni mengorbankan waktu untuk belajar, mengorbankan uang untuk membeli buku atau mengikuti wrokshop dan pelatihan, dan mengorbankan perasaan ketika harus diledek teman-teman karena kamu harus fokus pada jadwal habbits yang telah kamu buat.
Jadwal habbits ini dapat kamu buat seperti to do list harian yang akan membantu kamu dalam menjalani waktu selama 24 jam secara baik dan tidak terbuang percuma.
Kebiasaan dari kita waktu 24 jam ini lebih banyak digunakan untuk ngobrol yang kurang penting, main games yang menguras waktu, tenaga, dan kuota.
Harus berhati-hati dengan kenyamanan yang berbau maksiat, karena sejatinya maksiat itu mengandung candu yang berbahaya.
Tips Membuat To Do List Harian
- Tuliskan Keadaan Sekarang, Menuliskan keadaanmu sekarang, seperti nilai mu yang masih rendah, pendapatan yang belum bertambah, atau kebiasaan buruk yang ingin dirubah.
- Buat Harapan 1 tahun ke Depan, Dari keadaan sekarang pilih beberapa yang diprioritaskan ingin segera berubah atau lebih baik, misalnya ingin lebih baik dalam nilai maka kamu tuliskan berapa nilai IPK yang ingin dicapai di semester selanjutnya? Misal 4.00
- Buat Rencana Harian, Rencana harian ini seperti jadwal mulai dari bangun tidur dari jam 3.00 dimulai dengan tahajud dan lainnya. Hingga menjelang tidur misal pukul 22.00.
Dalam tahap awal kamu bisa membuat jadwal lebih ringan misal meluangkan waktu membaca buku hanya 15 menit perhari, hingga berubah menjadi 30 menit perhari, dan 120 menit perhari.
Sarannya jangan terburu-buru ingin rutinitas yang besar karena akan terasa berat, tapi lakukan dengan perlahan tapi dirutinkan.
Terimakasih
Lijan (https://www.instagram.com/evahkholifah/)